TILEM KAWULU, PERAYAAN SAKRAL UMAT HINDU DI LOMBOK

Sumber; Mayoni, 27/2/2025

Kamis, 27 Februari jatuhnnya hari raya Tilem kawulu, ini adalah hari raya hindu yang dirayakan setiap tahunnnnya, tepatnnya pada hari tilem ( bulan ke-15 ) dalam kalender Hindu Bali. Hari ini jatuh pada sekitar bulan Februari atau April dalam kalender masehi. Upacara Tilem kawulu menjadi agenda tahunan umumnya bagi umat Hindu Lombok. Tradisi sakral ini menjadi bukti penyucian diri dan alam semesta yang dipercaya dapat membawa keseimbangan serta harmoni bagi kehidupan manusia.

Ida Ayu Wayan Wika, seorang serati banten yang berada di Mataram menyampaikan, Tilem kawulu memiliki makna penting bagi masyarakat Hindu. “ Tilem kawulu dilakukan setiap tahun untuk membersihkan dan menyucikan buana alitbuana agung dan juga sebagai persembahan kepada para Dewa serta sesama manusia”, ujarnya. Buana alit yang dimaksud untuk dunia kecil, yakni diri manusia, sedangkan buana agung dimaksudkan utntuk alam semesta secara keseluhuran.

Dalam pelaksanaannya, upacara ini diadakaan saat fase bulan mati ( Tilem ) di bulan kesanga dalam penanggalan Hindu.  Saat waktu tersebut, umat Hindu melaksanakan berbagai ritual seperti penyucian diri melalui tirta ( air suci ), persembahyangan di Pura bersama-sama, dilengkapi  dengan yadnya sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para leluhur dan Dewa. Penggunaan sesajen atau banten disusun dengan penuh makna, banten ini tidak hanya sebagai persembahan kepada Sang Hyang Widhi, namun juga sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan sesama makhluk hidup. Kendati demikian, selain memiliki nilai spiritual ritual ini juga mengajarkan tentang keseimbangan ekologi dan sosial.

Perayaan Tilem kawulu ini menjadi momen refleksi bagi umat Hindu untuk membersihkan diri dari sifat-sifat negatif. Adapun harapan umat Hindu setelah melakukan upacara Tilem kawulu yakni dapat memasukan tahun yang baru dengan jiwa yang lebih suci dan hati yang lebih tenang.

Jurnalis:Ida Ayu Suci Mayoni Kirana

Editor: Ni Made Santani Dewi

Redaktur: Ni Nyoman Dina Lestari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kembali ke Atas