
Kesanga adalah tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu tujuannya untuk penyucian dunia mikro (Buana Alit) atau diri sendiri sekaligus penyucian dunia makro (Buana Agung) atau alam semesta beserta isinya agar keharmonisan dan keseimbangan alam semesta tetap terjaga. Kesanga dilaksanakan oleh umat hindu Lombok maupun umat hindu Bali. Kesanga di Lombok dilaksanakan pada tilem kawulu atau sebulan sebelum hari raya nyepi sedangkan kesanga di Bali pelaksanaannya pada tilem kesanga atau sehari sebelum hari raya nyepi.
Kesanga sebenarnya merupakan hari raya namun di anggap tradisi karena tidak semua orang melaksanakannya seperti halnya di Dusun Lamper, Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Bapak Ketut Mardate selaku warga dusun Lamper mengatakan “ Bahwa pelaksanaan tradisi kesanga merupakan sebuah pantangan ” ujarnya, 27/2/2025
Hal ini sudah terjadi sejak awal, leluhur warga dusun Lamper tidak mengambil dan melaksanakan tradisi kesanga karena pada zaman dahulu masih erat dengan penjajah dan sangat sulit untuk bertahan hidup pada zaman tersebut, bahkan warga tidak memiliki bahan pangan yang cukup. Setelah penjajahan leluhur warga dusun Lamper membuat kesepakatan bahwa tidak akan melaksanakan tradisi kesanga baik pada waktu tilem kawulu ataupun pada tilem kesanga.
Warga dusun Lamper tidak boleh mempersembahkan banten maupun canang pada hari kesanga meskipun di hari tersebut bertepatan dengan hari raya lain seperti kliwon ataupun tilem, tidak hanya itu warga dusun Lamper juga tidak boleh melakukan persembahyangan di pura manapun, karena hal itu sama saja dengan pelaksanaan tradisi kesanga.
Faktor ini juga berkaitan dengan kepercayaan terhadap konsep yang ada di masyarakat hindu yaitu desa (desa) kala (waktu) patra (keadaan), karena konsep ini di setiap desa mempunyai adat maupun tradisi yang berbeda dan pelaksanaan kegiatan keagamaan tidaklah sama di setiap daerah. Desa kala patra menjadi pemahaman bahwa untuk sama dalam ajaran tetapi berbeda dalam pelaksanaannya.
Jadi tradisi kesanga merupakan sebuah pantangan yang tidak boleh dilaksanakan oleh warga dusun Lamper karena hal itu sudah menjadi kepercayaan,apabila dilaksanakan akan membawa hal tidak baik seperti musibah ataupun bencana. Meskipun warga dusun Lamper tidak melaksanakan tradisi kesanga namun mereka tetap menghormati dan menghargai warga di daerah sekitar yang melaksanakan tradisi kesanga tersebut.
Jurnalis : Ni Wayan Eka Setia Wati
Editor : Ida Ayu Nyoman Diah Wulandari
Redaktur : Sinta Dianawati