Sumber:Ni Putu Tiara (25/03/2025) Gerung – Melasti sebagai salah satu rangkaian Hari Suci Nyepi yaitu Perayaan Tahun Baru Saka umat Hindu.
Melasti merupakan prosesi sakral yang bertujuan untuk menyucikan diri (lahir dan batin) serta alam dari segala hal negatif atau “leteh” yang melekat dalam kehidupan. Upacara Melasti dilakukan beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi. Umat Hindu khususnya di Lombok biasanya melakukan Upacara Melasti di pantai yaitu Laut sebagai sumber mata airnya. Namun sebenarnya Melasti tidak hanya dapat dilakukan di laut saja melainkan dapat di berbagai sumber air seperti danau, telaga, sungai.
Pada 25 Maret 2025 lalu umat Hindu di beberapa kecamatan di Lombok Barat melakukan Upacara Melasti di Pantai Induk, Gerung. Upacara dipimpin oleh Pedanda dari Griya Adeng, Kuripan. Upacara Melasti dirangkai dengan persembahyangan, ritual dan pengambilan Amerta Kamandalu yang sudah di bawa ke tengah laut sehari sebelum Upacara Melasti.
Salah satu Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Lombok Barat yaitu Bapak Made Sri Wirdiata menjelaskan makna Melasti. Beliau mengatakan, “Melasti seperti yang dituangkan dalam lontar Sang hyang aji swamandala, makna Melasti yaitu mengupayakan mengikuti atau mencapai sifat” kedewataan, daiwisampad dan menghanyutkan kekotoran jagad Bhuana agung atau Bhuana alit dan membuang kesedihan lara duka kepedihan”. Beliau juga menambahkan, “Dalam Sundari gama juga dikatakan Melasti itu adalah “Angamet Amerta Kamandalu Ring Telenging atau segara” yang berarti mengambil, memohon Amerta Kamandalu ditengah Samudra”.
Tujuan dari Melasti yakni sebelum memasuki Tahun Baru Saka, sebelum melakukan Catur Brata Penyepian, utamanya sebelum dilakukan Pengerupukan atau Pecaruan, diharapkan umat Hindu yang melaksanakan Hari Raya Nyepi membersihkan segala sesuatunya yaitu Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Ungkap Bapak Made Sri Wirdiata.
Dari penjelasan yang dipaparkan oleh Bapak Made Sri Wirdiata dapan disimpulkan bahwa Upacara Melasti sebagai salah satu rangkaian Hari Suci Nyepi memiliki makna pada sejatinya sebagai ritual pembersihan seluruh lapisan Bhuana Agung dan Bhuana Alit sebelum melaksanakan Nyepi. Upacara Melasti yang secara tak kasat mata berupa persembahyangan yang dilakukan di sumber mata air untuk mendapatkan Amerta Kamandalu. Namun jika kita lihat secara nyata di kehidupan nyata Melasti dilakukan dengan tetap menjaga kebersihan dan keharmonisan manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi, manusia dengan manusia dan manusia dengan tumbuhan (Tri Hita Karana).
Jurnalis: Ni Putu Tiara
Editor: Dewa Ayu Krisnanda
Redaktur: Ngurah Kadek Ary Agung