
Sumber: Santani, 30/3/2025
Minggu (30/3/2025) umat Hindu melakukan Ngembak Geni , yang dilaksanakan sehari setelah Nyepi atau pinanggal ping kalih Sasih Kadasa Tahun Caka. Di hari yang sama, tak sedikit umat Hindu yang mengunjungi pantai atau melakukan persembahyangan di pura-pura, salah satunya di Pura Batu Bolong.
Sehari setelah Nyepi, umat Hindu melakukan Ngembak Geni. Tradisi ini menandai akhirnya dari rangkaian Hari Raya Nyepi. Ngembak Geni berarti bebas menyalakan api yang menandai umat Hindu bisa bebas melakukan aktivitas seperti sedia kala dan menjadi penanda berakhirnya Catur Brata Penyepian yang dilaksanakan sehari sebelumnya.
Jero Mangku Wayan Parka menjelaskan, “Ngembak Geni itu kita mengeluarkan semua sifat-sifat api itu seperti, kemarahan dan pikiran yang tidak enak, itulah Ngembak Geni itu. Terus kita ke pantai untuk melebur dan menyucikan diri karena kita baru melakukan Catur Brata Penyepian.”
Saat Ngembak Geni biasanya umat Hindu akan pergi ke pantai atau melakukan persembahyangan. Di Pura Batu Bolong pemedek yang datang untuk bersembahyang, bahkan ada yang melakukan mekemit di Pura Batu Bolong saat Nyepi.
Jero Mangku Wayang Parka juga mengatakan, “Kalau disini dari sebelum Nyepi sudah ramai. Tujuan mereka Nyepi disini untuk melindungi pura ini.”
Ngembak Geni bukan hanya menandai berakhirnya Catur Brata Penyepian, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk membersihkan diri secara lahir dan batin. Ngembak Geni juga menjadi kesempatan bagi umat Hindu untuk mempererat hubungan dan saling memaafkan.
Jurnalis: Ni Made Santani Dewi
Editor: Ida Ayu Suci Mayoni Kirana
Redaktur: Ni Nyoman Sri Rania Tungga Dewi