
Sumber : Putu Devi, 28 Maret 2025
Suasana Kota Mataram tampak semarak dengan arak-arakan ogoh-ogoh yang digelar pada Jumat 28 Maret 2025 sore menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Ogoh-ogoh yang ditampilakn dari kolaborasi PC KMHD Mataram, IAHN GPM, KMHD UBG, dan FOKUSH Mataram sepakat untuk bersatu dalam program kolaborasi untuk aksi yang bertujuan Menumbuhkan Rasa Persatuan dan Kebersamaan Antar Mahasiswa dan siswa Hindu sehingga Kolaborasi ini menjadi wadah untuk memperkuat tali persaudaraan lintas kampus dan organisasi Hindu di Mataram. Dengan bersatu dalam satu karya seni dan budaya. Sehingga SDM Muda hindu secara eksistensi dan kekuatan terjaga guna menyongsong generasi muda hindu yang solid dan tak mudah terpecah belah.
Cerita ini berasal dari legenda Calon Arang, seorang janda sakti dari Girah yang menggunakan ilmu hitam untuk membalas dendam pada masyarakat yang menolak anaknya, Ratna Manggali, karena reputasi sang ibu. Ia menebar penyakit dan bencana, hingga akhirnya kerajaan mengutus Empu Baradah untuk menghentikannya. Ratna Manggali kemudian dijadikan alat untuk mendekati Calon Arang. Dalam beberapa versi, ia dinikahi oleh murid Empu Baradah (Empu Bahula), dan dari situ rencana menjatuhkan Calon Arang dilakukan. Tragisnya, Ratna menjadi jembatan pengkhianatan, meskipun ia sendiri tidak punya niat jahat
Konsep ogoh-ogoh ini dibuat untuk menggambarkan sisi lain dari kisah klasik Calon Arang, yaitu dari perspektif Ratna Manggali. Ibunya calon arang menggambarkan kekuatan jahat atau makhluk menakutkan, tapi kali ini juga menampilkan anak gadisnya Ratna Manggali bahwa dalam sosok yang dianggap “anak penyihir” sekalipun, terdapat konflik batin, perjuangan, dan sisi kemanusiaan. Konsep ini juga memberikan pesan bahwa kegelapan tidak selalu mutlak jahat, kadang lahir dari penderitaan, tekanan sosial, dan pengabaian. Makna dari cerita Ratna Manggali mencerminkan konflik antara keturunan dan warisan dosa orang tua. Ratna adalah anak dari Calon Arang, seorang tokoh yang dikenal sebagai penyihir jahat, tetapi Ratna sendiri tidak sepenuhnya buruk. Ia menjadi korban keadaan dan sering digambarkan sebagai perempuan cerdas, cantik, dan setia pada ibunya yaitu calon arang. Motivasi pembuatan ogoh-ogoh adalah untuk menunjukkan dampak dari kekuasaan, amarah, dan keputusasaan yang diwariskan. Kisah ratna Manggali ini sangat simbolis terhadap kondisi sosial saat ini, di mana anak-anak kadang menanggung beban moral dari generasi sebelumnya.
Karakter dari kisah Ratna Manggali adalah Sangat setia pada ibunya, bahkan saat ibunya dikucilkan oleh Masyarakat, Cerdas dan Cantik Dikenal sebagai perempuan yang menarik secara fisik dan intelektual, ia hidup di antara dilema mencintai ibunya dan menyaksikan penderitaan akibat perbuatan sang ibu, Ratna sebenarnya adalah korban dari ambisi dan dendam Calon Arang. Sedangkan karakteristik manggali yaitu ibunya adalah ibu yang pemarah karena dianggap sebagai dukun santet yang sering menyebabkan malapetaka di sekitar tempat tinggalnya. Sehingga banyak orang yang takut, termasuk para pria muda yang ingin mendekati dan berkenalan dengan Ratna Manggali.