PERANG API, TRADISI WAJIB MENYAMBUT HARI RAYA NYEPI

Sumber : Gus Ade, 28/3/2025

Mataram, 28 Maret 2025 – Tepat sehari sebelum hari raya Nyepi pada sore hari setelah pawai ogoh – ogoh di Mataram dilanjutkan dengan tradisi perang api di daerah Cakra. Perang api merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali di persimpangan Tugu Tani, Jalan Serampang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

Pada dahulu kala perang api diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Perang api ini merupakan tradisi desa Sweta dan Negarasakah. Perang api ini menggunakan bobok yang diikat lalu di bakar api. “Perang api ini merupakan salah satu tradisi yang paling unik dan keren menurut saya yang ada di daerah Lombok, karena menggunakan ulatan daun kelapa kering yang di rendam menggunakan minyak gas lalu dibakar.” Ujar Gus Ade salah satu pemuda Sweta.

Tradisi ini dipercayai untuk menolak bala wabah penyakit, karena zaman dahulu dua desa ini terjadinya grubug penyakit yang tidak tau apa penyebabnya, lalu ada orang pintar menyarankan untuk melakukan perang api atau perang bobok untuk mengusir wabah penyakit itu. Setelah dilakukan perang api, satu minggu kemuadian wabah penyakit telah selesai karena melakukan tradisi perang api untuk mengusir wabah penyakit antar desa.

Konon setelah perang api dilakukan tahun itu, gerubug atau wabah yang terjadi bisa hilang dan masyarakat desa tersebut mempertahankan perang bobok untuk menjaga agar wabah penyakit itu tidak terjadi lagi. Selain menjadi sebuah tradisi turun temurun, perang api ini juga menarik banyak perhatian warga sekitar untuk turut serta menikmati sebagai tontonan.

Jurnalis: Gek Dinda Widyadari Saraswati

Editor: Dewa Gede Wira Dharma

Redaktur: Ni Made Santani Dewi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kembali ke Atas